JAKARTA – Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dodi Budi Waluyo disebut-sebut memiliki peran dalam skandal Bank Century. Isu itu santer berhembus saat dirinya menjalankan fit and proper test deputi gubernur BI
Dodi pun angkat bicara. Menurutnya, dirinya siap terpilih dan siap untuk tidak terpilih. Jika terpilih, Dody mengatakan akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Namun, jika tak terpilih, dia akan kembali menjalankan rutinitas sebagai Direktur Eksekutif Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola Bank Indonesia.
“Apakah kami bahagia? Saat ini merupakan penugasan pada kami, menjalankan tugas sebaik-baiknya seandainya kami terpilih. Kami bahagia,” ujarnya saat fit and proper test di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Merespons keterlibatan dirinya dalam skandal Bank Century itu, Dody menjawab bahwa bank itu ditangani oleh tim di BI. Ada satuan kerja yang mengawasi perbankan, yang melakukan pembayaran di departemen pengelolaan, dan satuan kerja yang berhubungan dengan agunan.
“Ini merupakan tim bersama. Kami eksekusi setelah ada assesment. Kami dapat rekomendasi dari mereka. Kami dapat surat dari Gubernur. Kami saat itu duduk sebagai wakil direktur untuk eksekusi di perbankan,” jelas Dodi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Komisi XI DPR, Dodi Budi Waluyo adalah orang yang menerima surat kuasa nomor 10/Sr.Ka/GBI Tanggal 14 November 2008 dari Gubernur Bank Indonesia, Boediono. Dengan surat kuasa tersebut, FPJP tahap pertama untuk Bank Century dicairkan.
Permasalahannya, ada berbagai pengakuan berbeda soal kapan akta notaris itu dibuat, yang berkaitan dengan sah tidaknya pencairan dana negara itu. Menurut audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tanda tangan akta notaris adalah pukul 19.00 WIB, pada 14 November 2008. Sementara berdasar dokumen akta, penandatanganan akta, adalah pukul 13.30 WIB.
