Pemerintah Harus Bergerak Ambil Berkah di Balik Rupiah yang Melemah

(Last Updated On: November 19, 2014)

88555_misbakhun_663_382RMOL. Nilai tukar rupiah yang melemah atas dolar Amerika Serikat bukan semata sebuah bencana bagi perekonomian Indonesia. Karena itu, pemerintah dan stakeholder perekonomian nasional harus bisa menjadikan momentum tersebut untuk mengembangkan sektor produksi dan kegiatan usaha kecil menengah (UKM).

Demikian disampaikan pengamat kebijakan publik, Muhammad Misbakhun. Menurut Misbakhun, penurunan nilai rupiah memang membuat kaget segelintir pelaku industri besar, importir, dan stakeholder pasar keuangan. Namun di sisi lain, pelaku di produk-produk UKM seperti industri kerajinan dan produk pangan hasil olahan rumah justru diuntungkan dengan situasi itu.

“Karena dengan orientasi pasar ekspor, mereka menikmati berkah karena barangnya dijual dengan harga dolar. Ini berarti, tidak perlu Pemerintah terlalu larut untuk menaikkan nilai rupiah. Justru ini berkah sehingga Indonesia diarahkan mengembangkan sektor produksi,” kata Misbakhun, yang juga fungsionaris Partai Golkar, beberapa saat lalu (Rabu, 28/8).

Misbakhun, yang merupakan caleg Partai Golkar dapil Jatim 2 meliputi Pasuruan-Probolinggo, menyatakan Indonesia harus belajar dari serangan AS dan Eropa terhadap Tiongkok yang sengaja mendorong agar kurs mata uang Yuan selalu rendah. Pemerintah Tiongkok pun sengaja melakukan itu demi menjaga pasar bagi barang-barang ekspor warga negaranya yang memang didorong untuk aktif berproduksi.

“Sekarang, tak perlu seperti Pemerintah Tiongkok. Pemerintah Indonesia tak perlu melakukan apapun untuk membuat harga rupiah rendah dibanding dolar. Cukup lakukan shift kebijakan mendorong sektor produksi,” beber Misbakhun, yang merupakan mantan anggota DPR itu.

“Sudah cukuplah kebijakan yang membasiskan perekonomian pada konsumsi. Mari dorong rakyat Indonesia menjadi produsen, tak jadi konsumen semata,” demikian Misbakun. [ysa]

Share Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *