Liputan6.com, Jakarta – Industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) menyerap banyak tenaga kerja. Namun, saat ini keberadaannya terus berkurang sehingga berdampak pada pengangguran. Oleh sebab itu, perlu insentif agar mereka tetap bertahan.
Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, mengatakan penurunan jumlah industri rokok di Indonesia terjadi dengan jumlah yang besar. Kondisi tersebut mengakibatkan pengurangan kesempatan untuk bekerja bagi masyarakat.
“Dahulu industri rokok berjumlah 6 ribu industri dan sekarang menjadi sekitar 600,” kata Misbakhun, di Jakarta, Selasa (16/10/2018).