Gagal Jaga Rupiah, DPR Minta Audit Operasi Moneter BI

(Last Updated On: September 2, 2015)

25misbakhun santuni anak yatimJAKARTA (RIAUPOS.CO) – Praktis sejak 5 tahun terakhir Bank Indonesia (BI) dipandang gagal mengendalikan nilai tukar rupiah. Boro-boro membuat terapresiasi seperti era pemerintahan Presiden Habibie dari sempat menyentuh 14.000 kembali menguat ke kisaran 6.500. Rupiah sempat bertahan dilevel 9.500 dari era Megawati hingga Presiden SBY.

Lalu sejak Gubernur BI dijabat Agus Martowardojo sampai sekarang rupiah terus terperosok makin dalam yang mengukuhkan reputasi rupiah sebagai mata uang sampah di luar negeri.

Selaku pengusaha tunggal moneter BI memiliki banyak instrumen moneter yang dapat digunakan untuk memperbaiki posisi rupiah, sementara terlihat BI selalu saja berkilah penyebabnya adalah gejolak global dan dengan enteng menyebut bahwa rupiah telah mencapai keseimbangan baru. Sehingga tidak heran berbagai tudingan sering dialamatkan pada selaku penguasa tunggal otoritas moneter Indonesia.

Komisi XI DPR hari Senin ini (24/8) rencananya menjadwalkan rapat kerja dengan BI dengan agendanya antara lain pembahasan Anggaran Tahunan BI (ATBI) 2016. Namun, Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, M Misbakhun menyebut kemungkinan ada persoalan dalam ATBI 2016.

Menurutnya, persoalan itu bisa membuat komisi keuangan dan perbankan DPR tak mau meloloskan ATBI 2016. “Ada hal-hal di ATBI 2016 yang jadi sorotan kami. Dan ini masalah serius,” ujarnya, Ahad (23/8). Misbakhun lantas menguraikan persoalan yang ada di ATBI. Misalnya pelaksanaan operasi moneter yang selama ini terkesan setengah hati.

Selengkapnya

Share Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *